Pada drama adu penalti merupakan sebuah soal kekuatan mental para pemain yang akan menjadi algojo. Saat para pemain senior harus gagal tampil apik, Jerman beruntung bisa mempunyai pemain mudanya yang bisa tampil bermain dingin.
Butuh sekitar 18 penendang penalti untuk bisa akhiri laga ini dan membuat Jerman keluar sebagai pemenang kalahkan Italia dengan skor akhir 6 - 5 dalam babak perempatfinal ajang Piala Eropa 2016. Laga tersebut harus dilanjutkan dengan drama adu tos-tosan dari kedua tim setelah harus bermain imbang 1 - 1 sampai habis waktu tambahan 120 menit.
Tim Jerman sepertinya akan kembali telan kekalahan dari Italia lantaran dari tiga penendang pertama mereka hanya satu yang berhasil jalankan tugasnya, sedangkan dua eksekutor yang gagal tak lain adalah Mesut Oezil dan Thomas Mueller. Dua kegagalan tersebut sempat membuat tim Italia unggul lebih dulu 2 - 1 dan punya peluang yang bagus untuk tuntaskan laga di penendang keempatnya. Tapi keberuntungan lebih berpihak pada klub Jerman karena sepakan dari Graziano Peller masih belum tepat pada sasaran.
Jerman gantian dapatkan peluang bagus untuk bisa tuntaskan drama adu penalti ini pada penendang kelima. Tapi lagi-lagi pemain senior Jerman yakni, Bastian Schweinsteiger, tidak mampu penuhi harapan tersebut lantaran sepakannya masih melambung tinggi diatas gawang Italia.
Joachim Loew mengatakan "Saya merasa tidak punya pengaruh terhadap para penendang penalti. Setiap pemain harus bisa buat kepusutusannya sendiri. Penendang tim kami, dari nomor satu hingga nomor lima bisa terpilih dengan mudah, kami punya penendang penalti yang cukup bagus, meski mereka belum berhasil cetak gol dilaga hari ini."
Usai Schweinsteiger gagal jalankan tugasnya, seluruh penendang tim Jerman berikutnya berhasil tuntaskan tugasnya dengan bagus. Termasuk didalamnya Jonas Hector dan Joshua Kimmich. Nama yang disebut terakhir malah menjadi penentu dari kemenangan tim Jerman atas Italia. Joshua Kimmich saat ini memasuki usia ke 21 dan baru mempunyai empat caps di timnas Jerman. Sementara itu Jonas Hector baru perkuat tim negaranya pada dua tahun lalu.
"Itu sesuatu hal yang hebat bagi para pemain muda sepeti Hector dan Kimmich bisa menjaga suasana ketenangan di panggung seperti ini. Itu merupakan pertandingan yang dramatis, hingga pada ke tendangan yang terakhir. Saya sebelumnya pernah rasakan hal yang sama pada saat tahun 2006 dalam laga Piala Dunia melawan tim Argentina."
"Itu adalah laga dengan level taktik permainan yang sangat tinggi dari kedua tim. Tapi tim kami lebih mempunyai keunggulan. Italia cukup kuat di posisi tengah dan kami tidak bisa menaklukkan mereka. Kebobolan gol penyama kedudukan melalui penalti adalah rasa ketidakberuntungan. Saya tidak bisa bayangkan Italia bisa cetak gol melalui open play."
Desainer Tim Red Bull Ungkap Kunci Agar Bisa Sukses di Musim 2017 PROMODOMINO.COM | Agen Domino | Agen Domino99 | Domino Online |...
Red Bull Berniat Untuk Pangkas Jarak dengan Tim Mercedes Pada Paruh Kedua Musim PROMODOMINO.COM | Agen Domino | Agen Domino99 | D...
Dimusim Depan Vandoorne Akan Gantikan Button di McLaren PROMODOMINO.COM | Agen Domino | Agen Domino99 | Domino Online | Agen Poker ...
0 komentar:
Posting Komentar